Saat ini, penduduk miskin di negeri kita diakui masih besar. Menurut data dari Badan Pusat Statistik, hingga September 2017, ada 26,58 juta rakyat Indonesia yang masih terlilit kemiskinan.
Dari jumlah itu, penduduk miskin lebih banyak ditemui di pedesaan. Menurut data BPS, jumlahnya mencapai 16,31 juta orang. Jumlah ini lebih tinggi dibanding rakyat miskin di kota yang menembus angka 10,27 juta.
Namun, jika dibandingkan dengan kondisi sebelumnya, terdapat sebuah berita yang menggembirakan. Ada tren penurunan kemiskinan yang terjadi. Sebagai gambaran, per September 2016, jumlah penduduk miskin mencapai 27,76 juta orang.
Meski begitu, bukan berarti upaya menanggulangi kemiskinan sudah berakhir. Jumlah penduduk miskin per September 2017 itu setara dengan 10,27 persen dari total warga negara Indonesia. Ini berarti masih sangat banyak rakyat negeri kita yang mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pokoknya.
Pengusaha Sukanto Tanoto sadar dengan kondisi tersebut. Maka, pendiri sekaligus Chairman Royal Golden Eagle (RGE) itu merasa terpanggil untuk ikut membantu menghapus kemiskinan. Ia memiliki cara tersendiri untuk melakukannya, yakni dengan meningkatkan pendidikan atau memudahkan akses ke pendidikan bermutu bagi penduduk Indonesia.
Sukanto Tanoto lahir Belawan pada 25 Desember 1949. Sekarang ia dikenal sebagai salah satu pengusaha tersukses di negeri kita berkat kemampuannnya membesarkan RGE. Perusahaan itu sudah menjadi korporasi kelas internasional yang berkecimpung dalam industri sumber daya.
Kini, grup yang lahir dengan nama Raja Garuda Mas tersebut memiliki aset hingga 18 miliar dolar Amerika Serikat. Bukan hanya itu, RGE juga sudah mampu membuka lapangan kerja untuk lebih dari 60 ribu orang.
Kesuksesan itu tidak lepas dari kemampuan bisnis Sukanto Tanoto yang andal. Namun, tidak akan ada yang menyangka bahwa ia dulunya juga bukan orang berada. Itulah rupanya yang membuatnya sangat peduli dengan upaya pengentasan kemiskinan kepada masyarakat.
Melalui Tanoto Foundation yang didirikannya bersama sang istri Tinah Bingei Tanoto, Sukanto Tanoto gencar menjalankan program-program penghapusan kemiskinan. Ia melakukan berbagai kegiatan berbeda, tapi ada satu ciri khasnya, yakni fokus terhadap pendidikan.
Tanoto Foundation rajin melakukan berbagai program untuk meningkatkan mutu pendidikan. Mereka juga menggelar kegiatan peningkatan akses pendidikan berkualitas bagi masyarakat.
Ada beragam jenis kegiatan terkait pendidikan yang dijalankan oleh Tanoto Foundation. Mereka membaginya ke dalam empat kategori besar, yakni Program Beasiswa, Pelita Pendidikan, Kemitraan Pendidikan, serta Pendidikan Lanjutan.
Terkait beasiswa, Tanoto Foundation membuka kesempatan beasiswa untuk siswa mulai dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi. Mereka memberi peluang serupa untuk para guru.
Ada hal unik yang membedakannya dengan program beasiswa lain. Dalam beasiswa Tanoto Foundation, dukungan yang diberikan bukan hanya terkait finansial belaka. Penerima bantuan juga dibentuk dalam segi kepribadian dan didukung untuk mengembangkan soft skill.
Sementara itu, dalam Pelita Pendidikan, Tanoto Foundation melakukan berbagai upaya untuk mendongkrak sarana dan prasarana pendidikan, mutu pengajar, hingga mendukung pendidikan anak usia dini. Selain itu, mereka juga berusaha meningkatkan minat baca masyarakat.
Untuk melakukannya, mereka membagi Pelita Pendidikan menjadi empat komponen berbeda yaitu Pelita Asri, Pelita Pustaka, Pelita Guru Mandiri, serta Pendidikan Anak Usia Dini.
Adapun Kemitraan Pendidikan yang dilakukan oleh yayasan yang berdiri sejak 2001 itu dilakukan bersama berbagai pihak. Mereka bekerja sama dengan Universitas Indonesia untuk menyelenggarakan Tanoto Entrepreneurship Series. Selain itu, mereka juga menjalin kemitraan dengan Institut Pertanian Bogor untuk mendirikan Tanoto Forestry Information Center.
Tanoto Foundation juga membuka kemitraan dengan pihak di luar negeri seperti Wharton School of the University of Pennsylvania. Hal itu dilakukan untuk menggulirkan Tanoto Initiative at the Wharton School. Kegiatan ini merupakan upaya meningkatkan riset business yang berorientasi pada kebijakan terkait perekonomian Indonesia dan ASEAN, mendongkrak mutu pendidikan tinggi di Indonesia, serta mengembangkan pemimpin masa depan.
Sedangkan dalam Pendidikan Lanjutan, Tanoto Foundation menjalankan dua kegiatan. Pertama adalah Tanoto Student Research Award yang merupakan dukungan dana hibah untuk mahasiswa yang melakukan penelitian. Satu lagi ialah Tanoto Professorship Award. Ini adalah apresiasi n terhadap penelitian yang dinilai memiliki manfaat tinggi bagi masyarakat.
ARTI BESAR PENDIDIKAN
Tanoto Foundation menjadikan pendidikan sebagai salah satu fokus utama kegiatan sesuai arahan Sukanto Tanoto. Ia benar-benar meyakini bahwa pendidikan memang punya dampak besar dalam usaha menanggulangi kemiskinan.
Sukanto Tanoto bisa berpendapat seperti itu karena merasakan sendiri arti besar pendidikan. Pada usia muda, ia putus sekolah. Namun, itu tak menghalangi semangat besarnya untuk mengenyam pendidikan.
Dengan tekad besar, Sukanto Tanoto berusaha mempelajari apa pun secara otodidak. Ia melakukannya dengan rajin membaca mulai dari berbagai jenis buku maupun surat kabar. Bukan hanya itu, sejak muda Sukanto Tanoto tidak malu untuk bertanya kepada siapa pun jika ia tidak paham tentang suatu hal.
Semangat itu yang membuatnya mampu tetap membuka wawasan tetap tinggi meski tidak menempuh pendidikan formal. Ia terbukti mampu mengubah kehidupannya menjadi lebih baik. Hal itulah yang hendak ditularkannya kepada masyarakat.
Kebetulan memang ada fakta yang memperlihatkan bahwa pendidikan memang berdampak besar terhadap tingkat pendapatan seseorang. "Satu tahun berada di sebuah sekolah dasar bisa meningkatkan gaji hingga 5 sampai 15 persen," ujar Anggota Dewan Pembina Tanoto Foundation, Belinda Tanoto.
Putri Sukanto Tanoto itu juga memperlihatkan peran pendidikan yang lebih lanjut dalam pengentasan seseorang dari kemiskinan. Lebih dari sekadar peningkatan pendapatan, pendidikan bisa meningkatkan kemampuan berpikir seseorang. Inilah yang dirasa jauh lebih penting dibanding uang.
"Tanpa pendidikan, kaum muda akan semakin sulit untuk melepaskan diri dari jeratan kemiskinan generasional," papar Belinda Tanoto.
Ia memperlihatkan fakta bahwa kemiskinan seperti lingkaran setan. Seseorang yang berada di keluarga yang miskin terancam akan tetap berada di kondisi tersebut. Hal itu terus berulang ke generasi berikutnya jika tidak dilakukan upaya untuk memberantas.
"Ketika lahir di keluarga yang termasuk ke dalam sepuluh persen pendapatan terendah, ancaman putus sekolah melonjak tiga kali lebih besar dibanding yang berada di lingkungan 10 persen penghasilan tertinggi," kata Belinda Tanoto.
Agar upaya dijalankan memang berdampak besar, Tanoto Foundation melengkapinya dengan upaya pemberdayaan masyarakat dan peningkatan kualitas hidup. Sukanto Tanoto sangat yakin jika digabungkan dengan pendidikan, dua hal itu akan membuat seseorang bisa memutus rantai kemiskinan.
Tak aneh akhirnya yayasan yang dirintis oleh Sukanto Tanoto sejak 1981 itu menjalankan ketiga bidang tersebut sebagai fokus utama kegiatan. Mereka ingin membantu siapa saja untuk melepaskan diri dari kemiskinan. Itulah impian besar yang ingin direalisasikan oleh Sukanto Tanoto.